Metafora adalah salah satu bentuk majas atau gaya bahasa yang paling kuat dan sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari, sastra, hingga iklan. Secara harfiah, metafora berasal dari bahasa Yunani, *metapherein*, yang berarti "membawa melintasi" atau "mentransfer."
Dalam konteks linguistik, metafora adalah perbandingan implisit antara dua hal yang pada dasarnya berbeda, namun memiliki kesamaan sifat tertentu. Tidak seperti simile (yang menggunakan kata "seperti" atau "bagai"), metafora menyatakan bahwa suatu benda adalah benda yang lain, tanpa kata penghubung perbandingan eksplisit. Ini menciptakan hubungan identitas sementara yang memindahkan kualitas dari satu objek (tenor) ke objek lain (vehicle).
Ilustrasi: Metafora mentransfer kualitas dari satu objek ke objek lain.
Fungsi utama metafora melampaui sekadar hiasan bahasa. Metafora membantu kita memahami konsep abstrak dengan menghubungkannya pada hal-hal konkret yang sudah kita kenal. Ketika kita berkata, "Waktu adalah uang," kita secara otomatis memahami bahwa waktu harus diinvestasikan, dihargai, dan tidak boleh disia-siakan, sama seperti uang.
Dalam ilmu kognitif, metafora dianggap sebagai fondasi pemikiran manusia. Kita berpikir secara metaforis, bukan hanya berbicara secara metaforis. Konsep-konsep dasar kehidupan sering kali dipahami melalui kerangka metaforis. Contohnya, ketika kita berbicara tentang argumen, kita sering menggunakan metafora perang ("menyerang kelemahan," "pertahanan yang solid").
Bagi penulis dan pembicara, metafora berfungsi untuk:
Memahami apa itu metafora juga berarti membedakannya dari majas sejenis:
Inti perbedaan terletak pada klaim identitas. Metafora menyatakan A = B, sedangkan simile menyatakan A seperti B. Klaim identitas inilah yang memberikan kekuatan sugestif pada metafora.
Kita mungkin tidak menyadarinya, tetapi kita dikelilingi oleh metafora setiap saat. Metafora tidak hanya terbatas pada puisi romantis. Dalam dunia bisnis, kita mendengar frasa seperti "pemimpin pasar," yang menyiratkan bahwa perusahaan tersebut adalah yang terdepan dan mengendalikan jalur persaingan. Dalam ilmu pengetahuan, konsep seperti "lubang hitam" adalah metafora yang menggambarkan sesuatu yang sangat gelap dan tak terhindarkan.
Menganalisis metafora yang kita gunakan sehari-hari dapat membuka wawasan tentang bagaimana masyarakat kita memandang berbagai isu. Jika sebuah kebijakan pemerintah sering disebut sebagai "tambalan sementara," ini menunjukkan pandangan skeptis bahwa solusi yang ditawarkan tidak akan bertahan lama. Jadi, memahami apa itu metafora adalah langkah awal untuk memahami cara kerja pikiran kolektif dan cara bahasa membentuk realitas.