Menjawab Adzan: Tata Cara dan Keutamaannya

Adzan adalah seruan sakral yang mengumumkan masuknya waktu salat fardu. Ketika suara muazin menggema, seorang muslim diwajibkan untuk merespons panggilan tersebut. Menjawab adzan bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah ibadah yang memiliki kedudukan mulia dan janji pahala yang besar dari Allah SWT.

Memahami cara yang benar untuk menjawab adzan adalah kunci untuk mendapatkan keberkahan dari amalan ini. Rasulullah SAW telah memberikan tuntunan jelas mengenai adab dan lafal yang dianjurkan saat adzan dikumandangkan. Tindakan ini menunjukkan penerimaan dan penyerahan diri kita sepenuhnya kepada perintah Allah untuk mendirikan salat.

Keutamaan Menjawab Adzan

Keutamaan menjawab adzan dijelaskan dalam berbagai hadis sahih. Salah satu yang paling sering dikutip adalah janji pengampunan dosa bagi mereka yang melakukannya dengan khusyuk dan benar. Rasulullah SAW bersabda bahwa barangsiapa mengucapkan seperti yang diucapkan muazin dengan penuh keyakinan, dosanya yang telah lalu akan diampuni.

Selain pengampunan dosa, menjawab adzan juga membuka pintu syafaat di hari kiamat. Kehadiran kita merespons panggilan salat secara aktif merupakan bukti kecintaan kita pada syiar Islam. Keutamaan ini menekankan bahwa setiap respons verbal kita terhadap adzan dicatat sebagai amal kebaikan yang akan memberatkan timbangan amal kita.

Prinsip Dasar: Menjawab adzan harus dilakukan segera setelah mendengar seruan, tidak terputus oleh pembicaraan duniawi, dan dilakukan dengan hati yang menghadap penuh kepada Allah SWT.

Tata Cara Praktis Menjawab Adzan

Proses menjawab adzan secara umum mengikuti ucapan muazin, namun terdapat beberapa pengecualian penting, terutama saat muazin mengucapkan "Hayya 'alas shalah" (Marilah menuju salat) dan "Hayya 'alal falah" (Marilah menuju kemenangan).

1. Respons Umum (Kecuali Saat Hayya)

Saat muazin mengucapkan "Allahu Akbar, Allahu Akbar", jawabannya adalah "Allahu Akbar, Allahu Akbar".

Saat muazin mengucapkan "Asyhadu an laa ilaaha illallah", jawabannya adalah "Asyhadu an laa ilaaha illallah".

Saat muazin mengucapkan "Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah", jawabannya adalah "Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah".

2. Pengecualian Khusus: Saat Ajakan Menuju Salat

Ketika muazin sampai pada lafal "Hayya 'alas shalah" dan "Hayya 'alal falah", jawabannya bukan mengulang lafal tersebut, melainkan mengucapkan:

Kalimat ini mengandung makna bahwa tidak ada kekuatan bagi kita untuk melaksanakan salat kecuali dengan izin dan pertolongan dari Allah semata. Ini menunjukkan kerendahan hati kita dalam beribadah.

3. Setelah Adzan Selesai

Setelah muazin menyelesaikan seluruh rangkaian adzan, kita dianjurkan untuk membaca doa khusus setelah adzan. Doa ini adalah permintaan kepada Nabi Muhammad SAW agar mendapatkan kedudukan yang terpuji (Al-wasilah) di akhirat.

Doa yang dibaca adalah: "Allahumma Rabbah hadzihid da’watit taammah was shalatil qaa’imah, aati Muhammadanil wasiilata wal fadhilah, wab’atshu maqaaman mahmuudal ladzii wa’adtah."

Mengapa Harus Menghindari Gangguan?

Dalam kehidupan modern yang serba cepat, tantangan terbesar dalam menjawab adzan adalah godaan untuk terus melakukan aktivitas duniawi. Baik itu memegang ponsel, melanjutkan percakapan, atau menunda respons hingga adzan selesai.

Para ulama sepakat bahwa menjawab adzan harus dilakukan seketika. Menunda jawaban atau berbicara saat adzan dikumandangkan dapat mengurangi kesempurnaan pahala. Hal ini karena adzan adalah jeda yang disyariatkan Allah, sebuah 'panggilan darurat' ibadah yang harus diprioritaskan di atas urusan lain yang sifatnya tidak mendesak.

Ketika kita menghentikan pekerjaan sejenak untuk menjawab adzan, kita sedang melatih disiplin spiritual kita. Tindakan ini membuktikan bahwa orientasi hidup kita lebih condong kepada akhirat daripada kesibukan duniawi sesaat. Dengan demikian, proses menjawab adzan menjadi bentuk nyata dari Tawhid (keesaan Allah) dalam praktik sehari-hari.

Memahami panduan ini dan mengamalkannya secara konsisten akan mengubah rutinitas mendengar adzan menjadi ladang pahala yang subur. Mulailah membiasakan diri untuk berhenti sejenak, berniat, dan merespons setiap lafal muazin dengan hati yang penuh ketaatan.

🏠 Homepage