Ilustrasi peringatan bahan makanan.
Memahami komposisi makanan adalah hal krusial, terutama bagi mereka yang memiliki batasan diet atau keyakinan tertentu. Salah satu komponen yang paling sering dicari dalam daftar bahan adalah produk turunan babi. Dalam konteks kuliner global, daging babi (porcine) digunakan dalam berbagai bentuk, mulai dari daging utuh hingga bahan tambahan yang tersembunyi. Kesadaran akan hal ini sangat penting untuk menghindari produk yang tidak sesuai dengan kebutuhan konsumsi.
Ketika berbicara tentang makanan yang mengandung babi, kita tidak hanya merujuk pada ham, bacon, atau sosis. Bahan turunan babi seringkali ditemukan dalam bentuk yang tidak langsung terlihat oleh konsumen awam. Industri makanan menggunakan lemak, gelatin, dan berbagai protein hewani lainnya sebagai pengemulsi, penstabil, atau penambah tekstur.
Salah satu contoh paling umum adalah **gelatin**. Gelatin dibuat dari kolagen, yang dapat diekstraksi dari kulit, tulang, atau jaringan ikat hewanāseringkali dari babi. Gelatin ditemukan dalam permen kenyal (gummy), marshmallow, beberapa jenis yoghurt, kapsul obat, dan bahkan beberapa jenis es krim. Jika label hanya mencantumkan "gelatin" tanpa keterangan sumber hewani, ada kemungkinan besar itu berasal dari babi.
Selain gelatin, ada beberapa istilah lain yang perlu diperhatikan saat membaca label nutrisi. Mengetahui istilah-istilah ini akan sangat membantu dalam proses seleksi makanan.
Bagi konsumen Muslim atau mereka yang menjalankan diet tertentu (seperti vegetarian atau vegan), label halal atau sertifikasi vegetarian menjadi sangat penting. Label "Halal" secara tegas menjamin bahwa produk tersebut bebas dari kontaminasi atau bahan dasar babi. Di negara-negara dengan populasi Muslim besar, produsen makanan seringkali mencantumkan sertifikasi ini dengan jelas.
Jika sertifikasi tidak ada, konsumen harus melakukan investigasi lebih lanjut. Jangan ragu menghubungi produsen jika suatu bahan (misalnya, "protein hewani terhidrolisis") tidak dijelaskan sumbernya. Dalam banyak kasus, makanan impor atau produk makanan siap saji (seperti mi instan rasa tertentu atau saus barbeque) lebih rentan mengandung turunan babi tanpa peringatan eksplisit.
Di masakan Barat, babi adalah bahan pokok (pork). Produk seperti sosis Bratwurst, Pepperoni, dan berbagai jenis ham jelas mengandung babi. Namun, dalam masakan Asia, penggunaannya juga meluas, terutama dalam penggunaan minyak babi untuk menumis atau dalam isian dim sum dan bakpao. Di beberapa jenis olahan China, penggunaan 'Char Siu' (babi panggang manis) adalah hal yang lumrah.
Kesimpulannya, kewaspadaan harus ditingkatkan saat melihat label. Fokuslah pada istilah seperti gelatin, lemak hewani, dan perisa alami. Dengan pemahaman yang baik mengenai potensi bahan yang berasal dari babi, konsumen dapat membuat keputusan pembelian yang lebih terinformasi dan sesuai dengan kebutuhan diet atau keyakinan mereka. Selalu utamakan mencari sertifikasi yang jelas untuk kepastian bahan.