Ilustrasi konsep koneksi dan kasih sayang.
Pertanyaan "love apa" mungkin terdengar sederhana, namun jawabannya melampaui definisi kamus. Cinta, dalam berbagai bentuknya, adalah salah satu kekuatan paling mendasar dan kompleks dalam pengalaman manusia. Ketika kita bertanya love apa, kita sedang mencari pemahaman tentang ikatan emosional yang menggerakkan kita, entah itu romantis, platonik, atau kasih sayang keluarga.
Secara etimologis, cinta sering diartikan sebagai perasaan kasih sayang yang mendalam. Namun, dalam psikologi dan filsafat, definisinya jauh lebih berlapis. Dalam budaya Yunani kuno saja, terdapat setidaknya empat istilah utama untuk mendefinisikan cinta: Eros (cinta romantis/hasrat), Philia (cinta persahabatan), Storge (cinta kekeluargaan), dan Agape (cinta tanpa syarat atau universal).
Jika kita fokus pada konteks modern, ketika seseorang bertanya love apa, seringkali mereka merujuk pada cinta romantis—yaitu kebutuhan akan keintiman, komitmen, dan gairah yang sering digambarkan dalam seni dan media. Namun, mengabaikan bentuk cinta lainnya berarti menghilangkan setengah dari esensi pengalaman manusia. Persahabatan yang kuat (Philia) bisa sama memuaskan dan esensialnya dengan hubungan pasangan.
Psikolog Robert Sternberg mengembangkan Teori Tiga Komponen Cinta, yang menawarkan kerangka kerja yang baik untuk memahami love apa dalam hubungan intim. Menurutnya, cinta terdiri dari tiga elemen utama:
Cinta yang ideal, atau yang sering disebut cinta sempurna (Consummate Love), adalah ketika ketiga komponen ini hadir secara seimbang. Namun, penting untuk diingat bahwa proporsi ketiga elemen ini bisa berubah seiring waktu dalam suatu hubungan.
Salah satu kesalahpahaman terbesar tentang love apa adalah menganggapnya hanya sebagai perasaan pasif yang datang dan pergi. Cinta sejati, dalam perspektif yang lebih matang, lebih merupakan sebuah tindakan atau sebuah pilihan sadar. Perasaan romantis awal (bulan madu) pasti akan memudar atau bertransformasi, tetapi komitmen untuk peduli, mendukung, dan menghormati orang lain tetap harus diupayakan setiap hari.
Mencintai seseorang berarti bersedia berinvestasi dalam kesejahteraan mereka, bahkan ketika itu memerlukan pengorbanan pribadi. Ini melibatkan komunikasi yang jujur, mendengarkan tanpa menghakimi, dan merayakan keberhasilan mereka seolah-olah itu adalah keberhasilan kita sendiri. Inilah inti dari Agape yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Mencari tahu love apa sebenarnya adalah pencarian mendasar manusia akan makna dan koneksi. Kita adalah makhluk sosial, dan ikatan yang mendalam memberikan rasa aman, validasi, dan tujuan hidup. Ketika kita bertanya tentang cinta, kita sering kali juga bertanya tentang diri kita sendiri: Apakah saya mampu memberi cinta? Apakah saya layak menerima cinta? Bagaimana saya dapat terhubung dengan orang lain secara otentik?
Pada akhirnya, jawaban definitif untuk "love apa" mungkin tidak akan pernah bisa dikurung dalam satu kalimat. Cinta adalah spektrum pengalaman—sebuah tarian antara kimiawi otak, pilihan sadar, budaya, dan kerentanan emosional. Itu adalah kekuatan yang menyakitkan sekaligus menyembuhkan, yang membuat kita menjadi manusia seutuhnya.
Memahami berbagai wajah cinta membantu kita menghargai setiap interaksi positif dalam hidup kita, dari pelukan hangat seorang teman hingga janji seumur hidup dengan pasangan. Cinta adalah perjalanan penemuan diri yang berkelanjutan.