Surat Al-Fil (Gajah) adalah surat ke-105 dalam Al-Qur'an, yang menceritakan kisah heroik tentang upaya penghancuran Ka'bah oleh pasukan bergajah yang dipimpin oleh Abrahah. Ayat terakhir dari surat ini adalah penutup yang kuat yang menjelaskan bagaimana Allah menghancurkan musuh-musuh tersebut dengan bantuan makhluk-Nya.
Fokus utama dari artikel ini adalah memahami lafal ayat 5 dari surat al fil adalah, bagaimana membacanya dengan benar, beserta transliterasi dan terjemahannya untuk pemahaman makna yang mendalam.
Lafal Ayat 5 Al-Fil
Ayat kelima, yang merupakan inti dari pembalasan ilahi dalam kisah ini, memiliki lafal yang sangat jelas mengenai hasil akhir dari pertempuran tersebut. Membaca ayat ini dengan tajwid yang tepat sangat dianjurkan untuk mendapatkan pahala maksimal.
Transliterasi (Latinisasi)
Fa ja'alahum ka 'ashfim ma'kul.
Terjemahan Bahasa Indonesia
Maka Dia menjadikan mereka (hancur) seperti daun-daun yang dimakan (hancur lebur).
Penjelasan Mendalam Lafal
Memahami lafal ayat 5 dari surat al fil adalah "Fa ja'alahum ka 'ashfim ma'kul" membutuhkan pemahaman terhadap beberapa poin linguistik:
- Fa (فَ): Kata sambung yang berarti "Maka" atau "Lalu," menandakan akibat langsung dari tindakan Allah sebelumnya.
- Ja'alahum (جَعَلَهُمْ): Berasal dari kata kerja "Ja'ala" (menjadikan) yang merujuk kepada Allah sebagai subjek, dan "-hum" (mereka) merujuk kepada pasukan bergajah Abrahah.
- Ka ('ashfim): Huruf "Ka" di sini berfungsi sebagai perumpamaan (ka'anna), yang artinya "seperti" atau "bagaikan". 'Ashf (عَصْف) berarti dedaunan kering, jerami, atau sekam yang tertiup angin.
- Ma'kul (مَّأْكُولٍ): Berarti sesuatu yang telah dimakan atau dikunyah. Dalam konteks ini, ia menjelaskan sifat dari dedaunan tersebut—bukan hanya sekadar daun kering yang tertiup, melainkan daun yang sudah dikunyah oleh ternak hingga menjadi serpihan tak berbentuk.
Perumpamaan ini sangat kuat. Jika daun kering saja mudah dihancurkan oleh angin, maka pasukan gajah yang besar dan sombong itu dijadikan Allah laksana daun kering yang sudah habis dimakan, yaitu hancur total dan tidak meninggalkan bekas yang berarti. Ini menekankan betapa mudahnya kehancuran musuh tersebut di tangan kuasa Tuhan Yang Maha Esa.
Pentingnya Lafal yang Benar dalam Membaca Al-Qur'an
Bagi umat Islam, setiap huruf dalam Al-Qur'an memiliki nilai pahala, dan kesempurnaan lafal (tajwid) adalah bentuk penghormatan terhadap kalamullah. Meskipun terjemahan memberikan makna kontekstual, pembacaan teks aslinya adalah ibadah itu sendiri. Ketika mengucapkan lafal ayat 5 dari surat al fil adalah, perhatikan panjang pendeknya huruf serta dengung (ghunnah) jika ada, meskipun ayat ini relatif pendek dan mudah.
Ayat ini mengajarkan bahwa kesombongan yang melampaui batas, bahkan yang disertai dengan kekuatan militer luar biasa seperti gajah, akan selalu berhadapan dengan kekuatan tak tertandingi dari Allah SWT. Hasil akhirnya adalah kehancuran total, sebagaimana diungkapkan dalam frasa "ka 'ashfim ma'kul" (seperti daun yang dimakan).
Pengulangan kisah ini dari awal hingga akhir surat Al-Fil berfungsi sebagai peringatan abadi bagi para penguasa zalim di setiap zaman bahwa kekuatan materi dan militer hanyalah sementara jika dihadapkan pada kehendak Ilahi. Oleh karena itu, mempelajari lafal dan maknanya menjadi sangat penting bagi perenungan spiritual kita.