Keutamaan Surat Ad-Dhuha

Ilustrasi Matahari Terbit dan Ketetapan Tuhan ! Jangan Berduka

Latar Belakang Penurunan yang Menenangkan

Surat Ad-Dhuha (Dhuha berarti "Waktu Duha" atau pagi menjelang siang) merupakan surat ke-93 dalam Al-Qur'an yang diturunkan di Mekkah. Keutamaan utama surat ini terletak pada konteks sejarah penurunannya. Ketika Nabi Muhammad SAW mengalami jeda wahyu (fatrah al-wahyi) dalam periode awal kenabian, beliau merasa sedih dan khawatir. Perasaan ini membuat kaum musyrikin mengejek dan mengatakan bahwa Tuhannya telah meninggalkan beliau.

Kemudian, turunlah Surat Ad-Dhuha sebagai respons ilahi yang lembut dan meyakinkan. Surat ini menjadi penawar bagi kesedihan Rasulullah SAW. Isinya menegaskan bahwa Allah tidak meninggalkan dan tidak membenci beliau. Janji ini memberikan ketenangan batin yang luar biasa, menunjukkan bahwa setiap kesulitan pasti akan diikuti oleh kemudahan.

Janji Kebaikan dan Kepastian Rezeki

Salah satu ayat paling fundamental dalam surat ini adalah firman Allah SWT yang menjamin rezeki di masa depan: "Dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada permulaan." (QS. Ad-Dhuha: 4). Keutamaan ini menjadi pegangan utama bagi umat Islam bahwa kondisi yang sulit saat ini tidak akan permanen. Bagi mereka yang bersabar dan bertakwa, Allah telah menyiapkan hari esok yang lebih baik.

Surat ini secara eksplisit juga membahas tentang anugerah rezeki yang telah diberikan di masa lalu, sebagai bukti bahwa Allah Maha Penyedia. Ayat tersebut berbunyi: "Bukankah Dia mendapati kamu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? Dan Dia mendapati kamu seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk? Dan Dia mendapati kamu seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan?" Ayat ini berfungsi sebagai pengingat bahwa rahmat Allah telah tercurah sejak awal kehidupan Nabi, dan akan terus berlanjut.

Panggilan untuk Beramal Saleh

Setelah memberikan kepastian spiritual dan jaminan rezeki, Surat Ad-Dhuha mengarahkan pembacanya pada kewajiban untuk membalas nikmat tersebut melalui amal perbuatan. Keutamaan surat ini tidak hanya berhenti pada penghiburan, tetapi juga dorongan untuk produktif dalam kebaikan.

Dengan demikian, membaca dan merenungkan Surat Ad-Dhuha membantu membersihkan hati dari kesedihan, menumbuhkan optimisme sejati yang berbasis tauhid, serta memotivasi seseorang untuk menjadi pribadi yang lebih dermawan dan bersyukur.

Mengamalkan Sunnah Shalat Dhuha

Aspek lain yang sangat terkait erat dengan keutamaan surat ini adalah amalan shalat sunnah yang dinamai sesuai namanya, yaitu Shalat Dhuha. Shalat ini dilaksanakan setelah matahari terbit hingga menjelang Dzuhur. Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit dalam surat, para ulama menyimpulkan bahwa perintah untuk "Menyebut nama Tuhanmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan sepenuh hati" (ayat 8) mencakup anjuran untuk melaksanakan shalat sunnah pada waktu tersebut.

Keutamaan Shalat Dhuha seringkali disebut sebagai pengganti sedekah untuk setiap sendi tulang dalam tubuh. Melaksanakan shalat ini adalah bentuk syukur praktis atas rezeki yang dijanjikan oleh surat tersebut. Ini adalah sarana praktis untuk menjaga hubungan spiritual yang terjalin saat membaca firman Allah ini. Surat Ad-Dhuha memberikan janji ilahi, dan Shalat Dhuha adalah manifestasi ketaatan kita sebagai hamba.

🏠 Homepage