Surah Al-Ikhlas, yang namanya berarti "Pemurnian Iman," adalah salah satu surat terpendek dalam Al-Qur'an namun memiliki kedudukan yang sangat agung di sisi Allah SWT. Terdiri hanya dari empat ayat, surah ini merupakan penegasan murni tentang keesaan Allah (Tauhid) dan merupakan bantahan tegas terhadap segala bentuk kesyirikan.
Karena kandungan maknanya yang padat dan fundamental ini, Rasulullah ﷺ sering sekali menganjurkan umatnya untuk membaca surah ini dalam berbagai kesempatan. Keistimewaannya tidak hanya terletak pada bobot teologisnya, tetapi juga pada janji pahala yang besar bagi mereka yang membacanya dengan penuh penghayatan.
Salah satu keistimewaan paling masyhur dari Surah Al-Ikhlas adalah kedudukannya yang menyamai sepertiga bacaan Al-Qur'an. Hal ini didasarkan pada beberapa hadis sahih dari Rasulullah ﷺ. Misalnya, dalam riwayat Bukhari, Rasulullah ﷺ bersabda bahwa Allah berfirman, "Al-Ikhlas adalah sepertiga Al-Qur'an."
Mengapa sepertiga? Karena inti ajaran Islam terbagi menjadi tiga pilar utama: **Aqidah (keyakinan/Tauhid)**, **Syariah (hukum)**, dan **Akhlaq (akhlak)**. Surah Al-Ikhlas secara eksklusif memuat inti dari pilar pertama, yaitu Aqidah, yang merupakan fondasi segala amal ibadah. Memahami dan mengamalkan keikhlasan dalam bertauhid berarti menguasai sepertiga pondasi keagamaan.
Keistimewaan besar lainnya adalah korelasi langsung antara membaca surah ini dengan mendapatkan kecintaan Allah. Ketika seseorang membaca Al-Ikhlas, ia seolah sedang menyatakan kecintaan dan pengakuan mutlaknya terhadap kesempurnaan Allah. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa membaca Surah Al-Ikhlas sebanyak dua puluh kali dalam sehari, maka Allah akan mengampuni dosanya seratus tahun, dan Allah akan menciptakan baginya cahaya di hadapan seribu orang dan di belakang seribu orang, serta menganugerahkan kepadanya seribu darjat di surga. Dan barangsiapa membacanya empat puluh kali, maka Allah akan mengampuni dosanya dua ratus tahun."
Meskipun beberapa ulama menafsirkan "sepertiga Al-Qur'an" bukan berarti pahalanya tepat sepertiga dari keseluruhan Al-Qur'an (karena setiap huruf memiliki pahala), keistimewaan ini menunjukkan bahwa nilai spiritual dan bobot pengesaan di dalamnya sangat luar biasa.
Mengingat inti Surah Al-Ikhlas adalah penolakan total terhadap segala bentuk persekutuan dengan Allah, maka membacanya secara rutin menjadi benteng yang kokoh dari perbuatan syirik. Syirik adalah dosa terbesar yang tidak diampuni jika pelakunya mati di atasnya. Dengan selalu menegaskan Tauhid melalui surah ini, seorang Muslim senantiasa membersihkan keyakinannya.
Bahkan, membaca Al-Ikhlas bersama Al-Falaq dan An-Naas (disebut sebagai Mu'awwidzatain) diyakini memberikan perlindungan spiritual yang dahsyat. Diriwayatkan bahwa ketika Rasulullah ﷺ diserang penyakit atau gangguan, beliau selalu membaca ketiga surah ini dan meniupkannya ke telapak tangan lalu mengusapkannya ke seluruh tubuh.
Keistimewaan yang paling didambakan adalah janji kedekatan dengan Rasulullah ﷺ di hari kiamat. Seorang sahabat pernah bertanya kepada Nabi ﷺ, "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan kecintaanku kepada Anda?" Beliau menjawab, "Peliharalah apa yang telah engkau cintai." Sahabat itu kemudian berkata, "Sesungguhnya aku mencintai Allah." Nabi ﷺ bersabda, "Kalau begitu, cintailah Allah dengan mencintai surat-Nya." Sahabat itu bertanya, "Bagaimana aku mencintai surat-Nya?" Nabi ﷺ menjawab, "Bacalah Al-Ikhlas."
Ini menunjukkan bahwa kecintaan sejati kepada Allah terwujud melalui pengakuan akan sifat-sifat-Nya yang agung, yang semuanya termaktub dalam Al-Ikhlas. Barangsiapa membaca dan meyakini maknanya, ia telah menempatkan dirinya dalam barisan orang-orang yang dicintai dan dekat dengan Rasulullah ﷺ di akhirat nanti.