الـلَّـهَـب Api yang Berkobar

Representasi visual dari kata 'Al Lahab' (Api yang Berkobar)

Makna dan Asal Kata "Al Lahab" dalam Al-Qur'an

Ketika kita berbicara tentang kisah Abu Lahab, salah satu kerabat Nabi Muhammad SAW yang paling keras menentangnya, kita pasti akan bertemu dengan sebuah frasa kunci dalam Al-Qur'an: "Tabbat yada Abi Lahab". Frasa ini membuka Surah Al-Lahab (Surah ke-111). Pertanyaan mendasar yang sering muncul adalah: kata Al Lahab diambil dari ayat ke berapa?

Untuk menjawabnya secara langsung, perlu dipahami bahwa kata "Al-Lahab" (اللَّهَب) itu sendiri merupakan nama atau julukan yang merujuk kepada paman Rasulullah SAW, yaitu Abu Lahab. Dalam konteks Surah Al-Lahab, ayat pembukanya adalah ayat pertama, yaitu: "Tabbat yadaa Abi Lahabinw wa tabb" (Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan celakalah dia).

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ (1) "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan celakalah dia!" (QS. Al-Lahab: 1)

Kata "Abi Lahabin" (Abu Lahab) muncul pada Ayat ke-1 Surah Al-Lahab.

Mengapa Disebut "Abu Lahab"?

Nama asli dari tokoh yang dimaksud dalam surah ini adalah Abdul Uzza bin Abdul Muthalib. Namun, ia lebih dikenal dengan kunyah (julukan) "Abu Lahab". Mengapa demikian? Kata "Lahab" (لَهَب) dalam bahasa Arab berarti "nyala api" atau "bara api yang berkobar-kobar".

Julukan ini diberikan kepadanya karena salah satu ciri fisiknya yang paling menonjol, yaitu wajahnya yang sangat merah dan cemerlang (seperti nyala api), atau karena sifatnya yang sangat panas, penuh amarah, dan semangat membakar dalam menentang dakwah Islam. Dengan demikian, kata "Al Lahab" yang menjadi penanda namanya merujuk langsung kepada karakteristiknya yang membara.

Kedudukan Surah Al-Lahab

Surah Al-Lahab (juga dikenal sebagai Surah Al-Masad) adalah surah pendek yang terdiri dari lima ayat. Surah ini termasuk golongan Makkiyah, yang artinya diturunkan di Mekkah sebelum hijrah. Keunikan surah ini adalah ia merupakan salah satu dari sedikit surah dalam Al-Qur'an yang namanya diambil dari nama seseorang, dan secara eksplisit menurunkan ancaman dan kutukan langsung dari Allah SWT kepada orang tersebut karena kekufurannya yang terang-terangan.

Ayat pertama, yang memuat nama "Abu Lahab", berfungsi sebagai pembukaan yang tegas. Inti dari peringatan dalam surah ini adalah bahwa kekayaan dan kedudukan Abu Lahab tidak akan mampu menyelamatkannya dari azab Allah SWT akibat perbuatannya yang menghina dan menentang Nabi Muhammad SAW, khususnya setelah peristiwa dakwah terbuka di bukit Safa.

Konteks Ayat dan Kata Kunci "Lahab"

Meskipun kata "Al Lahab" (atau bentuk turunannya) muncul pada ayat pertama, keseluruhan surah ini menjelaskan konsekuensi dari sifat "lahab" (panas membara) yang dimilikinya dalam kekafiran.

Kesimpulannya, jika yang dimaksud adalah kapan kata yang menjadi nama julukan tersebut pertama kali muncul, maka kata Al Lahab diambil dari Ayat ke-1 Surah Al-Lahab. Surah ini adalah sebuah kesaksian abadi mengenai penolakan keras Abu Lahab terhadap risalah Islam, dan bagaimana julukannya yang identik dengan api menjadi cerminan nasibnya di akhirat.

Studi mengenai Surah Al-Lahab mengajarkan pentingnya menjaga lisan dan perbuatan, serta menunjukkan bahwa hubungan kekerabatan sekalipun tidak dapat menggantikan kedudukan seseorang di hadapan kebenaran ilahi. Ayat pertama ini langsung menancapkan inti permasalahan, yaitu kehancuran total bagi salah satu penentang utama Islam pada masa awal penyebarannya.

Fenomena penamaan surah dengan nama seseorang atau objek spesifik sering terjadi dalam Al-Qur'an (misalnya Surah Maryam, Surah Yusuf, Surah An-Nisa). Surah Al-Lahab memiliki keistimewaan karena secara langsung mengaitkan julukan yang melekat pada fisik seseorang dengan takdir pedih yang akan menimpanya karena pilihan hidupnya. Oleh karena itu, ayat pembuka ini memiliki bobot historis dan teologis yang sangat besar.

🏠 Homepage