Panduan Lengkap: Cara Melaksanakan Iqomah yang Benar

Ilustrasi Seseorang Mengumandangkan Iqomah Gambar skematis seorang pria berdiri tegak, dengan tangan di samping telinga, menyerukan panggilan salat kedua (Iqomah) di dekat mimbar atau masjid. SAAT IQOMAH

Iqomah (atau iqamah) adalah panggilan salat kedua yang dikumandangkan sesaat sebelum salat wajib (fardhu) dimulai. Berbeda dengan azan yang sifatnya mengajak, iqomah memiliki tujuan memberi tahu makmum bahwa salat akan segera ditegakkan. Tata cara dan lafal iqomah memiliki perbedaan khusus dibandingkan azan, terutama penambahan kalimat "Qad qāmatish-shalāh". Memahami cara iqomah yang benar adalah penting agar ibadah kita sesuai dengan tuntunan syariat.

Apa Perbedaan Azan dan Iqomah?

Secara umum, azan dan iqomah memiliki lafal yang hampir identik. Perbedaan utama terletak pada tiga aspek:

  1. Kecepatan dan Volume: Iqomah dikumandangkan dengan lebih cepat dibandingkan azan, serta volumenya tidak perlu sekeras azan karena biasanya dilakukan di dalam masjid dan makmum sudah berkumpul.
  2. Pengulangan Syahadat: Dalam azan, kalimat Asyhadu an lā ilāha illallāh dan Asyhadu anna Muhammadar rasūlullāh diulang dua kali. Dalam iqomah, kalimat syahadat hanya diucapkan sekali saja.
  3. Tambahan Kalimat: Iqomah memiliki tambahan dua kali kalimat: "Qad qāmatish-shalāh" (Shalat telah didirikan). Kalimat ini diucapkan setelah dua kali pengulangan Hayya 'alal-falāh.

Lafal Bacaan Iqomah (Lengkap dengan Arab dan Terjemah)

Berikut adalah lafal iqomah secara berurutan yang digunakan dalam praktik sehari-hari umat Islam, khususnya bagi salat lima waktu:

Allāhu akbar, Allāhu akbar

(Allah Maha Besar, Allah Maha Besar)

Asyhadu an lā ilāha illallāh

(Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah)

Asyhadu anna Muhammadar rasūlullāh

(Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)

Hayya 'alash-shalāh

(Marilah menuju salat)

Hayya 'alal-falāh

(Marilah menuju kemenangan)

Qad qāmatish-shalāh, Qad qāmatish-shalāh

(Shalat telah didirikan, Shalat telah didirikan)

Allāhu akbar, Allāhu akbar

(Allah Maha Besar, Allah Maha Besar)

Lā ilāha illallāh

(Tiada Tuhan selain Allah)

Tata Cara Mengumandangkan Iqomah

Pelaksanaan iqomah memiliki beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan oleh muazin atau orang yang bertugas:

  1. Waktu Pelaksanaan: Iqomah dikumandangkan setelah imam dan makmum bersiap-siap, dan imam telah berada di posisi awal salat (biasanya setelah saf lurus). Tidak ada waktu tunggu yang baku antara azan dan iqomah, namun haruslah jeda yang cukup agar makmum sempat bersuci dan datang ke masjid.
  2. Posisi Tubuh: Muazin berdiri menghadap kiblat. Sebagian ulama menganjurkan untuk memasukkan jari telunjuk ke dalam lubang telinga (seperti saat azan), namun karena iqomah lebih cepat dan dekat, beberapa pendapat lain menyatakan tidak perlu berbalik arah atau memasukkan jari ke telinga.
  3. Kecepatan: Seluruh kalimat iqomah diucapkan dengan cepat dan berkesinambungan. Tujuannya adalah segera memulai salat.
  4. Tanpa Jeda Panjang: Tidak ada jeda panjang antar kalimat dalam iqomah, berbeda dengan azan yang memiliki jeda antar bagian tertentu.
  5. Mengucapkan "Qad Qāmatish-shalāh": Kalimat ini wajib diucapkan dua kali setelah Hayya 'alal-falāh.

Keutamaan dan Hukum Iqomah

Hukum melaksanakan iqomah adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) jika dilakukan untuk salat berjamaah. Sebagian ulama bahkan menyebutkan bahwa iqomah wajib bagi salat fardhu yang dilaksanakan secara berjamaah, berdasarkan praktik Rasulullah SAW dan para sahabat.

Iqomah menjadi penanda final bahwa salat akan segera dimulai. Ini membantu jamaah untuk fokus, meluruskan shaf (barisan salat), dan menghilangkan hal-hal yang dapat mengganggu kekhusyukan. Jika salat dilaksanakan secara munfarid (sendirian), para ulama berbeda pendapat; ada yang menganjurkan untuk tetap beriqomah, dan ada pula yang berpendapat tidak perlu karena iqomah bertujuan untuk mengumpulkan jamaah.

Pastikan bahwa setelah iqomah selesai dikumandangkan, imam segera memulai salat tanpa penundaan berarti, sehingga kemudahan yang dibawa oleh panggilan tersebut segera terealisasi dalam bentuk pelaksanaan ibadah.

🏠 Homepage