Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi (MDC), yang terletak di Manado, Sulawesi Utara, merupakan gerbang udara utama yang menghubungkan salah satu provinsi paling timur Indonesia ini dengan dunia luar. Nama bandara ini diambil dari pahlawan nasional Indonesia, Dr. Gerungan Saul Manyugho Ratulangi, yang dikenal sebagai Bapak Kemerdekaan Indonesia Timur. Keberadaan bandara ini sangat vital, tidak hanya untuk mobilitas penduduk lokal tetapi juga sebagai titik masuk utama bagi wisatawan mancanegara yang tertarik pada keindahan alam Sulawesi Utara, terutama Taman Nasional Bunaken.
Sam Ratulangi memainkan peran sentral dalam perekonomian daerah. Sebagai hub penerbangan, ia mendukung sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi Sulut. Selain itu, bandara ini memfasilitasi distribusi logistik, baik untuk ekspor hasil bumi khas daerah seperti kelapa dan perikanan, maupun untuk pasokan barang kebutuhan pokok. Dalam beberapa tahun terakhir, upaya peningkatan kapasitas telah dilakukan secara bertahap untuk mengantisipasi lonjakan penumpang, terutama saat musim liburan atau saat terjadi event internasional di Manado.
Fasilitas di bandara ini terus mengalami pembaruan signifikan. Dari segi operasional, landasan pacu telah ditingkatkan kemampuannya untuk melayani berbagai jenis pesawat berbadan lebar, memungkinkan penerbangan langsung ke rute internasional yang lebih jauh. Terminal penumpang juga didesain untuk memberikan kenyamanan maksimal bagi para pelancong, menggabungkan unsur modernitas dengan sentuhan budaya lokal Minahasa dalam elemen arsitektur dan dekorasinya.
Meskipun berstatus internasional, Sam Ratulangi melayani koneksi domestik yang sangat padat. Rute domestik menghubungkan Manado ke kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Denpasar. Koneksi internasional saat ini berfokus pada rute-rute regional di Asia, khususnya Korea Selatan dan Singapura, yang menjadi pasar utama bagi wisatawan. Ke depannya, pemerintah daerah berharap dapat membuka lebih banyak rute langsung ke pusat-pusat bisnis di Asia Timur dan Pasifik.
Aksesibilitas dari dan menuju pusat kota Manado telah membaik. Meskipun transportasi darat masih menjadi pilihan utama, berbagai moda transportasi publik dan swasta tersedia, termasuk taksi resmi dan layanan transportasi online yang memudahkan penumpang menjangkau tujuan mereka. Peningkatan infrastruktur jalan di sekitar area bandara juga turut memperlancar arus kendaraan.
Pengembangan Bandara Sam Ratulangi direncanakan secara bertahap sejalan dengan target pemerintah untuk menjadikan Sulawesi Utara sebagai destinasi wisata unggulan. Fokus utama pengembangan adalah peningkatan kapasitas terminal kargo dan penumpang agar sesuai dengan standar internasional yang lebih tinggi. Peningkatan efisiensi layanan navigasi udara juga menjadi prioritas untuk memastikan keselamatan dan ketepatan waktu penerbangan.
Salah satu aset terbesar yang ditawarkan oleh bandara ini adalah kemudahannya dalam menjangkau destinasi wisata bahari yang terkenal di dunia, yaitu Bunaken. Para wisatawan dapat dengan cepat berpindah dari landasan pacu menuju pelabuhan penyeberangan setelah mendarat. Selain itu, kawasan Likupang, yang kini dikembangkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), juga bergantung pada kapasitas operasional bandara ini untuk menarik investasi dan kunjungan kerja.
Secara keseluruhan, Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi bukan sekadar tempat transit, melainkan wajah modern Sulawesi Utara yang menyambut dunia. Dengan terus berbenah, bandara ini siap mendukung pertumbuhan pariwisata dan ekonomi regional yang berkelanjutan di masa mendatang.