Visualisasi kelezatan yang otentik.
Pasar Baru, Jakarta Pusat, bukan hanya sekadar pusat perbelanjaan bersejarah. Di tengah hiruk pikuknya, tersimpan permata kuliner yang telah menarik minat generasi demi generasi: Bakmi Sedjuk Pasar Baru. Kedai ini bukan sekadar tempat makan mie; ini adalah kapsul waktu yang menyimpan resep dan tradisi kuliner Tionghoa-Betawi yang kaya rasa.
Sejak pertama kali kaki melangkah ke area pecinan tua ini, aroma kaldu yang gurih dan semerbak bumbu khas segera menyambut. Pengalaman mencari Bakmi Sedjuk Pasar Baru adalah sebuah petualangan tersendiri, sebuah ritual yang wajib dilakukan oleh para pencinta makanan sejati di ibu kota.
Nama "Sedjuk" sendiri memiliki makna mendalam yang mencerminkan suasana tempatnya berada. Meskipun berada di kawasan yang ramai dan panas, kedai ini menawarkan 'kedamaian' atau 'keteduhan' dalam setiap gigitan—sebuah jeda nikmat dari kesibukan Jakarta. Filosofi ini tercermin dalam cara penyajiannya yang lugas namun penuh perhitungan.
Inti dari kelezatan Bakmi Sedjuk Pasar Baru terletak pada tiga komponen utama. Pertama, mie-nya yang khas. Mie segar, kenyal, dan teksturnya pas, tidak terlalu lembek maupun keras (al dente ala Asia). Mie ini dibuat dengan resep turun-temurun yang menjaga kekenyalan alaminya.
Kedua adalah bumbu dasar. Minyak bawang putih yang harum dan sedikit rasa manis gurih dari kecap khusus yang digunakan sebagai dasar adukan adalah kunci. Sentuhan minyak ayam yang menempel sempurna pada setiap helai mie memberikan lapisan rasa yang otentik. Banyak pengunjung rela antre hanya untuk menikmati sensasi awal bumbu ini sebelum topping disajikan.
Mengunjungi Bakmi Sedjuk Pasar Baru adalah pengalaman holistik. Lokasinya yang strategis di area Pasar Baru menjadikan momen makan siang atau makan malam terasa seperti kembali ke masa lampau. Bangunan tua di sekitarnya, deretan toko kacamata legendaris, dan suara pedagang menciptakan latar belakang yang unik.
Meskipun mungkin tidak menawarkan interior mewah seperti restoran modern, suasana kedai yang otentik—seringkali berupa meja sederhana dan kursi plastik—justru menjadi bagian dari daya tarik utamanya. Di sinilah otentisitas Jakarta lama terungkap. Anda makan bersama berbagai kalangan, dari pekerja kantoran hingga wisatawan kuliner yang sengaja datang jauh-jauh.
Untuk menikmati Bakmi Sedjuk Pasar Baru dengan sempurna, datanglah saat jam makan siang mendekati akhir (sekitar pukul 13.30 WIB) untuk menghindari antrean terpanjang. Nikmati setiap suapan sambil memperhatikan ritme kehidupan Pasar Baru yang terus berjalan. Pengalaman ini jauh lebih berharga dibandingkan sekadar mengisi perut. Ini adalah pelestarian warisan kuliner kota Jakarta yang patut diapresiasi dan didukung.