Bakmi goreng, atau yang sering disebut Chow Mein dalam dialek Kanton, adalah salah satu hidangan ikonik yang melintasi batas budaya dan kini menjadi favorit di seluruh nusantara. Lebih dari sekadar mi yang digoreng dengan bumbu, bakmi goreng merepresentasikan harmoni rasa yang menjadi ciri khas Chinese Food sejati. Dalam tradisi Tionghoa, mi melambangkan panjang umur dan keberuntungan, menjadikannya hidangan wajib dalam perayaan penting.
Keistimewaan bakmi goreng terletak pada teknik memasaknya. Bukan direbus lalu disiram saus, melainkan digoreng dengan api besar (teknik wok hei) di wajan baja panas. Proses ini memberikan aroma 'asap' khas yang tidak bisa ditiru dengan metode memasak biasa. Aroma inilah yang membedakan bakmi goreng otentik dari olahan mi instan biasa.
Resep bakmi goreng Chinese food yang legendaris seringkali bergantung pada keseimbangan bumbu dasar yang sederhana namun kuat. Tiga pilar utama yang wajib ada adalah kecap asin berkualitas tinggi, sedikit minyak wijen untuk aroma harumnya, dan tentu saja, merica putih yang memberikan tendangan pedas halus.
Protein yang digunakan bervariasiāmulai dari irisan daging ayam, udang segar, hingga char siu (babi panggang merah, meskipun di Indonesia sering diganti dengan ayam atau sapi). Sayuran seperti sawi hijau, kol, dan tauge dimasukkan di akhir proses penggorengan untuk menjaga teksturnya tetap renyah, memberikan kontras tekstur yang menyenangkan saat disantap bersama mi yang kenyal.
Bagi penikmat sejati, sentuhan akhir adalah krusial. Sedikit cuka hitam (Chinkiang vinegar) dapat ditambahkan beberapa tetes untuk menyeimbangkan rasa gurih yang dominan. Perpaduan rasa manis dari kecap manis (adaptasi Indonesia) dengan gurihnya kecap asin Tiongkok menciptakan spektrum rasa yang memuaskan lidah orang Indonesia, namun tetap berakar pada teknik aslinya.
Meskipun konsep dasarnya sama, bakmi goreng telah diadaptasi secara lokal. Ada bakmi goreng spesial yang berisi bakso ikan, irisan pangsit goreng, dan telur orak-arik yang royal. Kemudian, ada versi yang lebih kering (mirip Kanton) dan versi yang sedikit lebih basah (dipengaruhi masakan peranakan).
Di banyak kedai Chinese food pinggir jalan sekalipun, Anda akan menemukan bahwa bahan utamanya adalah kesabaran koki dalam mengaduk mi tanpa membuatnya hancur, memastikan setiap helai mi terlumuri bumbu secara merata. Tekstur mi yang tidak terlalu lembek dan tidak terlalu kering adalah indikator utama bahwa bakmi goreng tersebut berhasil.
Mengapa bakmi goreng tetap relevan? Karena ia adalah comfort food yang cepat disajikan namun mampu memberikan pengalaman rasa yang kompleks. Aroma karamelisasi dari gula dan kecap saat berpadu dengan panasnya wajan menciptakan sensasi nostalgia bagi banyak orang. Ini adalah perpaduan sempurna antara kesederhanaan bahan dan keahlian dalam eksekusi kuliner Tionghoa yang telah teruji oleh waktu, menjadikannya hidangan yang tak lekang oleh tren. Kehadiran acar cabai rawit hijau atau acar timun sebagai pendamping juga menambah kesegaran yang sangat dibutuhkan setelah menyantap gurihnya mi panas tersebut.
Nikmati setiap suapan kelezatan warisan kuliner Asia ini!