Rangka atau sistem skeletal manusia adalah struktur penyangga internal yang memberikan bentuk, perlindungan organ vital, dan memungkinkan pergerakan. Rangka dewasa umumnya terdiri dari 206 tulang yang saling terhubung melalui sendi, ligamen, dan tendon. Memahami struktur dasar rangka sangat penting untuk memahami anatomi dan fisiologi tubuh manusia.
Secara umum, rangka manusia dibagi menjadi dua bagian utama: rangka aksial (tulang penyangga sumbu tubuh) dan rangka apendikular (tulang anggota gerak dan penyambungnya).
Gambar di atas adalah representasi visual sederhana untuk membantu mengidentifikasi lokasi utama tulang dalam sistem rangka manusia.
I. Rangka Aksial (Sumbu Tubuh)
Rangka aksial membentuk garis tengah tubuh. Bagian ini memiliki fungsi utama sebagai pelindung organ-organ vital seperti otak, jantung, dan paru-paru. Rangka aksial terdiri dari tulang tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk, dan tulang dada.
1. Tulang Tengkorak (Cranium dan Wajah)
Tulang tengkorak melindungi otak yang sangat rentan. Tengkorak terbagi menjadi kranium (8 tulang) yang melindungi otak dan tulang wajah (14 tulang) yang membentuk struktur muka. Tulang tengkorak sebagian besar bersifat imobil (tidak bergerak) kecuali rahang bawah (mandibula) yang memungkinkan kita berbicara dan mengunyah.
2. Tulang Belakang (Vertebra)
Tulang belakang adalah kolom penyangga utama tubuh yang fleksibel. Ia melindungi sumsum tulang belakang. Tulang belakang dibagi menjadi lima region utama:
- Servikal (Leher): 7 ruas. Sangat fleksibel.
- Torakal (Dada): 12 ruas. Tempat rusuk melekat.
- Lumbal (Pinggang): 5 ruas. Menopang sebagian besar berat badan.
- Sakrum: 5 ruas yang menyatu pada orang dewasa.
- Koksigis (Tulang Ekor): 3-5 ruas kecil yang menyatu.
3. Tulang Rusuk dan Sternum
Rangka toraks (dada) terdiri dari 12 pasang tulang rusuk yang melengkung mengelilingi organ dada. Tulang rusuk ini terhubung ke tulang belakang di belakang dan sebagian besar terhubung ke tulang dada (sternum) di bagian depan. Fungsi utamanya adalah melindungi jantung dan paru-paru, serta membantu proses pernapasan.
II. Rangka Apendikular (Anggota Gerak)
Rangka apendikular terdiri dari tulang-tulang anggota gerak (lengan dan kaki) serta tulang yang menghubungkannya ke rangka aksial. Bagian ini bertanggung jawab atas pergerakan tubuh.
1. Tulang Gelang Bahu (Pektoral) dan Lengan
Gelang bahu terdiri dari klavikula (tulang selangka) dan skapula (tulang belikat). Tulang-tulang ini menghubungkan anggota gerak atas ke rangka aksial. Tulang lengan terdiri dari humerus (lengan atas), radius dan ulna (lengan bawah), serta tulang-tulang tangan (karpal, metakarpal, dan falang).
2. Tulang Gelang Panggul (Pelvis)
Gelang panggul terbentuk dari dua tulang panggul besar yang menyatu di bagian belakang dengan sakrum. Tulang panggul berfungsi sebagai pondasi untuk menopang berat badan tubuh bagian atas, melindungi organ pencernaan dan reproduksi bagian bawah, serta menjadi tempat melekatnya tulang kaki.
3. Tulang Kaki
Anggota gerak bawah terdiri dari femur (tulang paha, tulang terpanjang dan terkuat), patela (tempurung lutut), tibia dan fibula (tulang kaki bawah), serta tulang-tulang kaki (tarsal, metatarsal, dan falang). Tulang-tulang ini dirancang untuk menahan beban dan memberikan kemampuan berjalan serta berlari.
Fungsi Vital Sistem Rangka
Selain fungsi struktural dan protektif yang telah disebutkan, rangka memiliki beberapa peran vital lainnya. Tulang bukan hanya struktur mati; mereka adalah jaringan hidup yang aktif. Tulang berfungsi sebagai tempat penyimpanan mineral penting, terutama kalsium dan fosfat, yang dapat dilepaskan ke aliran darah sesuai kebutuhan tubuh. Lebih lanjut, di dalam rongga tulang tertentu (sumsum tulang), terjadi proses hematopoiesis, yaitu pembentukan sel-sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Oleh karena itu, kerangka adalah fondasi bagi mobilitas, perlindungan organ, metabolisme mineral, dan produksi sel darah.