Membuat guci atau tembikar dari tanah liat adalah seni kuno yang memadukan kreativitas dengan teknik manual. Proses ini membutuhkan kesabaran, pemahaman material, dan latihan. Bagi Anda yang ingin memulai hobi baru atau mendalami kerajinan tangan, berikut adalah panduan terperinci mengenai bagaimana cara membuat guci dari tanah liat, mulai dari persiapan hingga tahap pembakaran.
Ilustrasi sederhana proses pembuatan guci.
Tahap 1: Persiapan Bahan dan Peralatan
Sebelum memulai, pastikan semua kebutuhan sudah siap. Kualitas tanah liat sangat menentukan hasil akhir guci Anda.
Untuk pemula, disarankan menggunakan tanah liat keramik (clay) yang sudah siap pakai (pre-mixed) karena kandungan airnya sudah seimbang. Jika Anda menggunakan tanah liat alami, pastikan tanah tersebut dibersihkan dari kotoran dan diuleni (wedging) dengan baik untuk menghilangkan gelembung udara yang dapat menyebabkan pecah saat pembakaran.
Anda memerlukan beberapa alat penting, seperti: roda putar (potter's wheel) jika membuat teknik putar, papan alas kerja, pisau pemotong (wire cutter), spons, wadah air, dan alat pembentuk (ribs).
Tahap 2: Teknik Pembentukan Guci
Ada dua metode utama untuk membentuk guci: teknik tangan (hand-building) atau teknik putar (wheel-throwing).
Teknik ini cocok untuk pemula tanpa roda putar. Teknik Pinching (Mencubit): Ambil segumpal tanah liat, buat bola, lalu cubit dan putar perlahan sambil menekan ke atas untuk membentuk dinding guci. Teknik Coiling (Melilit): Bentuk tanah liat menjadi gulungan-gulungan seperti ular, lalu susun secara melingkar bertingkat, dan ratakan sambungannya agar menyatu sempurna.
Ini adalah metode klasik untuk membuat guci simetris. Pertama, 'sentering' (memusatkan) tanah liat di tengah roda. Kemudian, buka bagian tengahnya dan tarik dinding tanah liat ke atas secara bertahap sambil menjaga tekanan yang konsisten. Kecepatan roda sangat krusial di sini.
Setelah badan guci terbentuk, bentuklah bagian leher dan bibir (rim). Gunakan jari atau alat pembentuk karet untuk menghaluskan lekukan dan memberikan detail akhir pada bagian atas guci. Pastikan ketebalan dinding relatif seragam agar proses pengeringan dan pembakaran merata.
Tahap 3: Pengeringan dan Pembakaran
Setelah bentuk guci jadi, proses selanjutnya adalah menghilangkan kadar air dari tanah liat.
Biarkan guci mengering secara perlahan di tempat yang teduh dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Hindari sinar matahari langsung atau hembusan angin kencang karena dapat menyebabkan retak. Tahap ini disebut leather hard, di mana tanah liat cukup keras untuk dipegang namun masih bisa diukir atau dihaluskan (trimming).
Setelah guci benar-benar kering (disebut bone dry), guci siap dibakar di dalam tungku keramik (kiln). Pembakaran pertama ini disebut bisque firing, biasanya dilakukan pada suhu rendah (sekitar 800°C hingga 1000°C). Hasilnya adalah keramik yang keras namun masih berpori dan siap menyerap glasir.
Oleskan glasir (lapisan kaca cair) pada permukaan guci biskuit sesuai keinginan. Setelah glasir kering, guci dibakar lagi pada suhu yang lebih tinggi (tergantung jenis glasir, bisa mencapai 1200°C atau lebih). Pembakaran akhir ini akan melelehkan glasir, menciptakan warna, tekstur, dan membuat guci menjadi kedap air (waterproof).
Membuat guci adalah perjalanan yang membutuhkan banyak uji coba. Jangan berkecil hati jika percobaan pertama belum sempurna. Setiap kegagalan memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana tanah liat merespons tekanan dan suhu yang Anda berikan. Selamat mencoba mengolah tanah menjadi karya seni yang indah!