Rebo Wekasan, atau sering disebut sebagai Rabu Pungkasan, adalah hari Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalender Hijriyah. Tradisi ini dianut oleh sebagian besar umat Islam di Nusantara, khususnya di Jawa, sebagai momentum untuk memohon perlindungan dari bala dan musibah yang dipercaya turun pada hari tersebut. Salah satu amalan utama yang dianjurkan adalah melaksanakan sholat sunnah khusus, disertai dengan pembacaan doa penolak bala.
Meskipun pelaksanaannya berbeda-beda di setiap daerah, fokus utama adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah yang khusyuk. Sholat Rebo Wekasan ini biasanya dilaksanakan pada hari Rabu tersebut, setelah sholat Ashar atau Maghrib, tergantung kebiasaan setempat.
Niat merupakan syarat sahnya sholat. Niat untuk Sholat Rebo Wekasan umumnya dilakukan secara lisan setelah takbiratul ihram atau dalam hati saat mengucapkan takbir. Sholat ini dianjurkan minimal dua rakaat, dan seringkali dilakukan empat rakaat dengan satu kali salam, atau empat rakaat dengan dua kali salam (dua rakaat salam, lalu dua rakaat lagi).
"Aku sholat sunnah Rebo Wekasan dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Tata cara pelaksanaan sholat Rebo Wekasan pada dasarnya sama dengan sholat sunnah lainnya (seperti Sholat Dhuha atau Tahiyatul Masjid). Yang membedakan adalah niat dan doa khusus yang dibacakan setelah sholat selesai.
Inilah inti dari amalan Rebo Wekasan. Setelah menunaikan sholat sunnah tersebut, dianjurkan untuk membaca doa yang secara spesifik memohon perlindungan dari segala bentuk bala' (musibah) yang diturunkan Allah SWT pada hari tersebut.
Doa ini biasanya dimulai dengan memuji Allah, bershalawat, kemudian memohon perlindungan:
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Allah, berikan rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad. Ya Allah, wahai Yang Maha Kuat, wahai Yang Maha Hebat siksaan-Nya, wahai Yang Maha Cepat perhitungan-Nya, wahai Zat yang nasib setiap jiwa tertulis dalam ketetapan-Mu, wahai Zat yang antara Engkau dan makhluk-Mu tidak ada yang mengetahuinya selain Engkau. Cukuplah bagiku dari keburukan apa yang Engkau turunkan dari langit-Mu dan dari musibah dengan kekuasaan-Mu. Ya Allah, berikan rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad."
Secara historis, tradisi Rebo Wekasan berakar dari kepercayaan masyarakat akan turunnya berbagai macam bala' atau bencana pada hari Rabu terakhir bulan Safar. Dalam perspektif Islam yang lebih luas, segala sesuatu yang terjadi di alam semesta adalah atas kehendak dan pengetahuan Allah semata.
Oleh karena itu, pelaksanaan sholat dan doa pada hari ini lebih ditekankan sebagai bentuk **tawakkal** (berserah diri) penuh kepada Allah SWT. Dengan beribadah, seorang muslim berusaha untuk menjemput rahmat dan memohon perlindungan Ilahi, bukan semata-mata percaya bahwa hari itu secara inheren membawa kesialan. Segala hari adalah milik Allah, dan doa adalah senjata terbaik seorang mukmin.
Amalan ini menjadi sarana introspeksi, muhasabah diri, serta peningkatan ketaqwaan di penghujung bulan Safar, mempersiapkan diri menyambut bulan-bulan berikutnya dalam keadaan suci dan terlindungi.