Sunnah dan Keutamaan Mengikuti Bacaan Saat Adzan

Adzan adalah seruan agung yang menandai dimulainya waktu shalat. Lebih dari sekadar pemberitahuan, adzan membawa nilai spiritual yang mendalam. Ketika suara muadzin berkumandang, umat Islam dianjurkan untuk menghentikan sejenak kesibukan duniawi dan meresapi makna panggilan ilahi tersebut. Salah satu sunnah yang sangat dianjurkan adalah mengikuti bacaan yang diucapkan oleh muadzin.

Visualisasi panggilan untuk shalat

Keutamaan Mengikuti Adzan

Mengikuti bacaan adzan bukan sekadar kebiasaan, melainkan sebuah amalan yang memiliki keutamaan besar di sisi Allah SWT. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa orang yang mengucapkan bacaan adzan dengan penuh penghayatan akan mendapatkan syafaat di hari kiamat. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai keutamaan tersebut:

1. Menjamin Syafaat di Hari Kiamat

Diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda, "Imam (muadzin) akan diampuni sejauh jangkauan suaranya, dan setiap jin, manusia, atau apa pun yang mendengar suaranya akan memohonkan ampunan baginya." Ini menunjukkan betapa besar pahala yang diperoleh seorang muadzin, dan secara implisit, orang yang turut menghayati panggilan tersebut juga mendapat manfaat dari kemuliaan waktu itu.

2. Waktu Mustajab untuk Berdoa

Di antara adzan dan iqamah terdapat waktu yang sangat singkat namun istimewa, di mana doa seorang Muslim sangat berpeluang untuk dikabulkan. Mengucapkan bacaan yang sama dengan muadzin adalah bagian dari penghormatan terhadap waktu tersebut, membuka pintu bagi permohonan kita kepada Allah.

Bacaan yang Dianjurkan Saat Mendengar Adzan

Sunnah utama saat mendengar lafazh adzan adalah mengulangi (menserucutkan) apa yang diucapkan oleh muadzin, kecuali pada bagian "Hayya 'alash shalah" dan "Hayya 'alal falaah".

A. Pengulangan Bacaan

Ketika muadzin mengucapkan:

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ

Maka kita menjawab:

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ

Dan ketika muadzin mengucapkan:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ

Maka kita menjawab:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ

Dan seterusnya, hingga sampai pada dua lafazh berikut:

Ketika muadzin mengucapkan:

حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ (Mari melaksanakan shalat)

Maka kita menjawab dengan:

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Begitu pula ketika muadzin mengucapkan:

حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ (Mari meraih kemenangan)

Maka kita menjawab dengan:

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

B. Bacaan Setelah Adzan Selesai

Setelah muadzin selesai mengumandangkan adzan, terdapat doa khusus yang dianjurkan untuk dibaca. Doa ini adalah permohonan kepada Allah agar memberikan kedudukan tertinggi (Al-Wasilah) kepada Nabi Muhammad ﷺ di akhirat, serta rahmat dan kebaikan lainnya.

Allahumma Robb Hadzihid Da'watit Taammah, Wassholatil Qaa'imah, Aati Muhammadanil Wasilah Wal Fadhilah, Wab'ashu Maqamamh Madmuudah Anil-Lazi Wa'adtah.

Artinya: "Ya Allah, Tuhan pemilik panggilan yang sempurna dan shalat yang didirikan, berikanlah kepada Muhammad kedudukan dan keutamaan, serta bangkitkanlah ia pada kedudukan yang terpuji yang telah Engkau janjikan."

Menjaga Kekhusyukan di Tengah Hiruk Pikuk

Di era modern ini, tantangan untuk fokus mendengarkan adzan semakin besar. Ponsel berdering, notifikasi berdatangan, dan kesibukan seolah tak pernah usai. Namun, adzan adalah jeda sakral yang harus dihormati. Menghentikan sejenak aktivitas, meletakkan gadget, dan benar-benar mengucapkan bacaan sunnah ini adalah bentuk ketaatan kecil yang membawa dampak spiritual yang besar.

Dengan melatih diri untuk merespons panggilan adzan secara benar, kita sedang menanamkan kebiasaan baik yang akan mengingatkan kita bahwa ada prioritas yang jauh lebih penting daripada urusan duniawi sesaat. Bacaan saat adzan menjadi jembatan antara panggilan dunia dan panggilan akhirat.

🏠 Homepage