Di dunia koleksi tanaman hias, nama Aglonema Dewi Hughes telah naik daun dengan sangat cepat. Tanaman dari genus Aglaonema ini dikenal karena kecantikannya yang memukau, terutama pada corak daunnya yang kaya warna. Kehadiran Dewi Hughes di antara deretan Aglonema lainnya seringkali menjadi magnet perhatian para penghobi, baik yang baru memulai maupun yang sudah lama berkecimpung di dunia flora indoor.
Aglonema, atau yang sering dijuluki 'Sri Rejeki' di Indonesia, merupakan tanaman tropis yang memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap kondisi cahaya rendah, menjadikannya pilihan populer untuk dekorasi interior. Namun, varietas Dewi Hughes memiliki daya tarik visual yang lebih intens. Dikenal dengan dominasi warna hijau dengan sapuan atau bercak merah muda (pink) cerah hingga merah tua yang tegas, tanaman ini menawarkan kontras warna yang dramatis dan elegan.
Apa yang membuat Dewi Hughes begitu istimewa? Jawabannya terletak pada pola variegasi daunnya. Tidak seperti banyak Aglonema lain yang memiliki corak putih atau perak, Dewi Hughes sering kali menampilkan warna merah muda yang mencolok. Pola ini tidak selalu seragam, yang justru menambah nilai seni dan keunikan pada setiap individunya. Daunnya cenderung lebar, oval memanjang, dengan tulang daun yang kuat, menjadikannya primadona di pot-pot dekoratif.
Popularitas tanaman ini juga didorong oleh mitos dan kepercayaan bahwa memelihara Aglonema akan membawa keberuntungan dan kemakmuran bagi pemiliknya, sesuai dengan julukan Sri Rejeki yang melekat kuat. Meskipun ini bersifat mitologis, nilai estetika yang ditawarkan Aglonema Dewi Hughes sudah cukup menjadi alasan kuat untuk memilikinya.
Meskipun Aglonema dikenal tangguh, untuk mendapatkan warna merah muda yang cerah dan tidak kusam pada Dewi Hughes, perhatian khusus pada beberapa aspek perawatan sangatlah penting. Kunci utama dalam merawat Aglonema adalah menjaga keseimbangan antara cahaya, air, dan kelembapan.
Meskipun tahan tempat teduh, warna pink pada Dewi Hughes akan semakin menonjol jika mendapatkan pencahayaan yang cukup. Namun, hindari sinar matahari langsung yang terik, terutama di siang hari, karena dapat menyebabkan daun terbakar dan warna memudar. Cahaya tidak langsung yang terang atau sinar matahari pagi ideal untuk memaksimalkan pigmentasi merah mudanya.
Penyebab kematian Aglonema paling umum adalah penyiraman berlebihan yang memicu busuk akar. Pastikan media tanam memiliki drainase yang sangat baik. Siram hanya ketika permukaan media tanam sudah terasa kering saat disentuh. Jangan biarkan tanaman tergenang air di dalam pot.
Sebagai tanaman tropis, Aglonema Dewi Hughes menyukai lingkungan yang lembap. Jika udara di rumah Anda cenderung kering (misalnya karena penggunaan AC terus-menerus), pertimbangkan untuk menggunakan humidifier atau meletakkan pot di atas nampan berisi kerikil yang dibasahi air untuk meningkatkan kelembapan lokal di sekitar daun. Suhu ideal berkisar antara 20°C hingga 30°C.
Lakukan pemupukan secara rutin selama musim pertumbuhan (biasanya musim hujan atau saat tanaman aktif mengeluarkan daun baru). Gunakan pupuk NPK seimbang atau pupuk khusus tanaman hias daun dengan dosis setengah kekuatan dari anjuran kemasan, lakukan sekitar dua minggu sekali.
Perawatan preventif sangat penting. Perhatikan tanda-tanda serangan hama seperti kutu putih atau tungau. Segera isolasi tanaman yang terinfeksi dan obati menggunakan insektisida nabati atau kimia jika diperlukan. Daun yang menguning dan layu seringkali merupakan indikasi masalah penyiraman, baik kurang maupun terlalu banyak. Selalu periksa kondisi akar jika terjadi penurunan kualitas daun secara drastis.
Kesimpulannya, Aglonema Dewi Hughes adalah investasi berharga bagi kolektor tanaman hias. Dengan perawatan yang tepat dan pemahaman akan kebutuhan spesifiknya terhadap cahaya dan air, tanaman ini akan terus memancarkan pesona tropisnya yang memikat di sudut ruangan Anda.