Adzan untuk Jenazah: Tata Cara dan Hikmahnya

Doa dan Kenangan Ilustrasi siluet orang berdoa saat suasana khidmat.

Kematian adalah keniscayaan yang pasti dialami oleh setiap makhluk hidup. Dalam tradisi Islam, prosesi pemakaman memiliki serangkaian ritual yang diatur dengan baik, termasuk tata cara memandikan, mengkafani, menshalatkan, dan menguburkan jenazah. Namun, salah satu amalan yang seringkali menimbulkan pertanyaan adalah mengenai hukum dan tata cara melafalkan adzan untuk jenazah.

Perbedaan Adzan Biasa dan Adzan Jenazah

Adzan yang kita kenal adalah panggilan salat lima waktu yang dikumandangkan lima kali sehari. Lafalnya sudah baku dan memiliki tujuan untuk memberitahukan waktu salat dan mengumpulkan umat untuk berjamaah. Berbeda dengan adzan biasa, adzan yang dikhususkan untuk jenazah, atau yang sering disebut 'adzan talaqqin', memiliki kedudukan yang berbeda dalam fikih Islam.

Mayoritas ulama dari berbagai mazhab, seperti Syafi'i, Hanafi, dan Hambali, berpendapat bahwa **tidak ada tuntunan syariat yang baku** untuk mengadzani jenazah ketika ia berada di ambang kematian (sakaratul maut) atau setelah meninggal dunia, apalagi setelah prosesi penguburan. Tujuan adzan adalah memanggil orang untuk salat atau menyatakan masuknya waktu salat, yang mana kedua kondisi ini tidak relevan bagi jenazah yang sudah meninggal.

Penyebutan "adzan untuk jenazah" seringkali merujuk pada praktik talaqqin, yaitu membisikkan kalimat syahadat di dekat telinga orang yang sedang sakaratul maut. Praktik ini dianjurkan agar kalimat terakhir yang didengar atau diucapkan oleh orang tersebut adalah kalimat tauhid, yang merupakan kunci keselamatan akhirat.

Talaqqin Saat Sakaratul Maut

Meskipun tidak dinamakan 'adzan', amalan membimbing orang yang hampir meninggal agar mengucapkan kalimat tauhid adalah sunnah yang sangat dianjurkan. Hadis Nabi Muhammad SAW menyebutkan, "Talaqqinkanlah orang-orang yang sedang menghadapi kematian di antara kalian dengan ucapan Laa ilaaha illallah."

Proses talaqqin ini dilakukan dengan lembut dan berulang kali, bukan dengan suara keras layaknya adzan, melainkan dengan suara yang menenangkan. Tujuannya bukan untuk memanggil orang lain, melainkan untuk mengingatkan dan membimbing ruh yang sedang berjuang menghadapi pencabutan nyawa.

Apabila jenazah sudah meninggal, fokus utama berpindah kepada persiapan salat jenazah. Setelah dimandikan dan dikafani, jenazah akan dishalatkan. Dalam salat jenazah ini pun, tidak ada bagian adzan yang dibaca.

Mengapa Praktik Adzan Jenazah Tidak Dianjurkan?

Ketiadaan dalil yang kuat adalah alasan utama mengapa adzan setelah jenazah meninggal atau ketika hendak dimakamkan tidak menjadi amalan rutin. Ibadah mahdhah (ibadah yang tata caranya sudah ditetapkan) harus berpegang teguh pada tuntunan yang shahih dari Al-Qur'an dan As-Sunnah. Mengarang ritual baru di luar ketetapan agama dikhawatirkan masuk dalam kategori bid'ah, yaitu perbuatan yang tidak memiliki dasar syar'i.

Doa merupakan bentuk komunikasi spiritual yang paling efektif setelah seseorang meninggal. Semua yang dapat dilakukan oleh keluarga dan kerabat adalah mendoakan agar jenazah mendapatkan rahmat dan ampunan Allah SWT. Doa-doa inilah yang akan menjadi penolong dan pemberat timbangan amal jenazah di akhirat.

Oleh karena itu, ketika berhadapan dengan prosesi kematian, penting bagi umat Muslim untuk fokus pada amalan yang telah ditetapkan, seperti memandikan dengan benar, menutup auratnya, dan yang terpenting, melaksanakan salat jenazah dengan kekhusyukan penuh seraya memohonkan ampunan baginya.

Kesimpulan Praktis

Secara ringkas, tidak ada ritual adzan khusus yang disunnahkan untuk dikumandangkan di samping jenazah setelah ia meninggal dunia. Amalan yang dianjurkan saat kritis adalah talaqqin (membisikkan syahadat). Setelah jenazah wafat, fokus beralih pada pelaksanaan salat jenazah dan doa yang tulus. Mengikuti tata cara yang telah ditetapkan syariat akan menjamin bahwa seluruh rangkaian prosesi pemakaman berjalan sesuai dengan tuntunan agama, memberikan penghormatan terakhir yang terbaik bagi almarhum.

🏠 Homepage