Adakah Tuhan Selain Allah? Menyingkap Hakikat Tauhid

الله Keesaan Mutlak Representasi simbolis kesatuan dan keesaan Tuhan dalam Islam (Tauhid)

Pertanyaan mengenai keberadaan Tuhan, dan yang lebih spesifik, "Adakah Tuhan selain Allah?" adalah inti dari ajaran Islam dan merupakan pondasi dari seluruh kosmologi agama samawi. Jawaban yang diberikan oleh setiap Muslim, berdasarkan ajaran Al-Qur'an dan Sunnah, adalah tegas dan absolut: Tidak ada Tuhan (Ilah) yang berhak disembah selain Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Konsep ini dikenal dalam Islam sebagai Tauhid, yang berarti meyakini keesaan mutlak Allah dalam segala aspek: keesaan-Nya dalam penciptaan (Rububiyyah), keesaan-Nya dalam penguasaan alam (Rububiyyah), dan yang terpenting, keesaan-Nya dalam peribadatan (Uluhiyyah).

Mengapa Jawaban Harus Tegas? Prinsip Tauhid

Dalam pandangan Islam, mengakui adanya tuhan lain selain Allah sama saja dengan menyekutukan-Nya, atau yang dikenal sebagai syirik. Syirik adalah dosa terbesar yang tidak akan diampuni jika pelakunya meninggal dunia tanpa bertaubat. Oleh karena itu, penegasan ini bukanlah sekadar masalah filosofis, melainkan masalah eksistensial dan spiritual yang menentukan nasib akhirat seseorang.

Para nabi dan rasul diutus, mulai dari Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, hingga penutup para nabi, Muhammad ﷺ, semuanya membawa misi tunggal: menyeru umat manusia untuk meninggalkan penyembahan berhala, dewa-dewa palsu, atau kekuatan alam, dan kembali hanya menyembah satu-satunya Pencipta yang Maha Esa.

Ayat-ayat dalam Al-Qur'an secara eksplisit menegaskan hal ini. Misalnya, dalam Surah Al-Ikhlas, yang sering disebut sebagai ringkasan dari konsep Tauhid, Allah berfirman:

"Katakanlah: 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tiada seorang pun yang menyamai Dia.'" (QS. Al-Ikhlas: 1-4)

Ayat ini mematahkan segala kemungkinan adanya sekutu, keturunan, atau tandingan bagi Allah. Jika ada tuhan lain, maka konsep "tempat bergantung" (As-Shamad) akan menjadi kabur, karena ketergantungan alam semesta tidak mungkin terbagi.

Ujian Logika Terhadap Pluralitas Ketuhanan

Secara logika rasional, keberadaan lebih dari satu Tuhan yang Mahakuasa akan menciptakan paradoks yang mustahil dipecahkan. Jika ada dua Tuhan yang sama-sama Mahakuasa, bagaimana jika keduanya memiliki kehendak yang bertentangan?

Keteraturan alam semesta, hukum fisika yang konsisten, dan keteraturan siklus kehidupan menunjukkan adanya satu Sumber Tunggal yang mengatur segalanya. Jika alam semesta diatur oleh entitas yang berbeda-beda dengan kehendak yang berbeda, kekacauan (chaos) pasti akan terjadi.

Allah dalam Perspektif Non-Muslim

Menariknya, bahkan dalam tradisi agama monoteistik lain yang berakar dari ajaran Ibrahimiyah (Yahudi dan Kristen), konsep keesaan Tuhan—meskipun berbeda dalam interpretasi sifat ketuhanan—tetaplah berpusat pada satu Pencipta Agung. Kata "Allah" sendiri dalam bahasa Arab adalah kata yang digunakan oleh umat Kristen Arab dan Yahudi Arab untuk merujuk kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ini menunjukkan bahwa konsep Ilah tunggal bukanlah monopoli eksklusif Islam, melainkan sebuah kebenaran universal yang diwahyukan kepada seluruh umat manusia.

Namun, batasan pembeda antara Islam dan keyakinan lain terletak pada penegasan bahwa segala bentuk perantaraan, penyembahan terhadap figur tertentu (seperti Isa al-Masih atau malaikat), atau penyerahan kedaulatan spiritual kepada entitas selain Allah, adalah bentuk penyimpangan dari Tauhid murni.

Implikasi Hidup yang Berpusat pada Tauhid

Keyakinan bahwa hanya ada satu Tuhan—Allah—memberikan kebebasan spiritual yang luar biasa bagi seorang Muslim. Ketika seseorang hanya tunduk kepada satu kekuatan absolut, ia terbebas dari rasa takut kepada penguasa duniawi, ketakutan terhadap takdir yang tidak jelas, atau kebutuhan untuk menyenangkan banyak pihak.

Semua harapan, ketakutan, pujian, dan permohonan diarahkan kepada satu Sumber. Hal ini menumbuhkan ketenangan batin (sakinah) karena ia tahu bahwa di balik segala peristiwa, terdapat Keputusan Ilahi yang Maha Adil dan Maha Bijaksana.

Kesimpulannya, berdasarkan fondasi teologis yang kokoh dalam Islam, jawaban atas pertanyaan "Adakah Tuhan selain Allah?" adalah penolakan total. Kepercayaan ini menuntut pemurnian total dalam ibadah dan pengakuan bahwa Allah adalah satu-satunya Ilah, Pencipta, Pemelihara, dan Hakim atas seluruh alam semesta.

🏠 Homepage