Setiap muslim dianjurkan untuk menjaga adab dan etika dalam setiap aspek kehidupan, termasuk saat makan dan minum. Jika adab sebelum dan saat makan telah dilaksanakan dengan baik, maka menutupinya dengan adab setelah selesai adalah penyempurnaan yang sangat dianjurkan. Adab sesudah makan dan minum adalah serangkaian tata krama yang menunjukkan rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat rezeki yang telah diberikan.
Menjaga kesopanan setelah selesai bersantap bukan sekadar formalitas, melainkan cerminan dari ketenangan batin dan pengakuan atas karunia yang tak terhingga. Dalam Islam, segala sesuatu yang dilakukan dengan niat baik dan sesuai tuntunan akan menjadi ibadah.
Ilustrasi: Mengucapkan syukur setelah selesai makan.
Setelah piring bersih dari makanan dan gelas kosong dari minuman, seorang Muslim dianjurkan untuk segera melakukan beberapa hal berikut:
Ini adalah penutup utama dari rangkaian ritual makan. Mengucapkan puji syukur adalah bentuk pengakuan bahwa segala kekuatan berasal dari Allah. Doa ini menunjukkan rasa puas dan tidak serakah terhadap rezeki yang diterima.
Kesehatan dan kebersihan adalah bagian dari iman. Setelah makan, sisa-sisa makanan harus dihilangkan dari mulut, gigi, dan tangan. Ini mencegah bau tak sedap dan menjaga kebersihan diri, yang merupakan bagian dari tata krama sosial.
Piring, gelas, dan alas makan harus segera dirapikan. Adab ini menunjukkan penghargaan terhadap fasilitas yang digunakan dan menghormati orang lain yang mungkin akan menggunakan tempat tersebut setelah kita. Jangan meninggalkan kekacauan di meja makan.
Mencuci tangan hingga benar-benar bersih adalah sunnah yang sangat ditekankan. Tangan yang kotor setelah makan bisa menjadi sumber kuman dan tidak pantas dibawa untuk aktivitas selanjutnya.
Jika makan bersama, hendaknya tidak terburu-buru meninggalkan meja sebelum semua orang selesai, kecuali ada udzur syar'i. Setelah selesai, ucapkan salam perpisahan jika diperlukan dan jangan meninggalkan sisa makanan yang masih layak buang.
Adab sesudah makan dan minum tidak hanya berhenti pada ucapan syukur lisan, tetapi juga terwujud dalam perbuatan nyata:
Mengapa adab ini penting? Terdapat beberapa hikmah mendalam di baliknya:
Pertama, sebagai bentuk syukur sejati. Rasa syukur yang terucap (Alhamdulillah) diperkuat dengan tindakan nyata berupa menjaga kebersihan dan kerapian. Ini menunjukkan bahwa nikmat tersebut dihargai sepenuhnya.
Kedua, menjaga keharmonisan sosial. Meja makan yang bersih dan orang yang tidak meninggalkan kekacauan adalah pemandangan yang menyenangkan bagi orang lain. Ini adalah cerminan akhlak yang baik di tengah pergaulan.
Ketiga, menjaga kesehatan diri. Membersihkan mulut dan tangan secara langsung mencegah masuknya penyakit yang berasal dari sisa makanan yang tertinggal. Dalam Islam, menjaga kebersihan adalah separuh dari iman.
Kesimpulannya, serangkaian tindakan yang menjadi bagian dari adab sesudah makan dan minum adalah rangkaian kebiasaan yang membangun karakter seorang Muslim menjadi lebih baik, lebih bersyukur, dan lebih bertanggung jawab terhadap lingkungannya. Melaksanakannya secara konsisten akan mendatangkan keberkahan dalam setiap rezeki yang kita nikmati.