Majelis Al-Qur'an adalah wadah mulia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui firman-Nya. Begitu pula dengan majelis tarbiyah, yang bertujuan untuk mendidik dan membimbing jiwa agar senantiasa berada di jalan kebenaran. Keutamaan kedua majelis ini menuntut adanya adab atau etika yang tinggi dari setiap pesertanya. Adab bukan sekadar formalitas, melainkan manifestasi penghormatan terhadap kalamullah, ilmu, dan sesama penuntut ilmu.
Visualisasi Fokus dan Kesungguhan dalam Majelis
Adab Terhadap Kalamullah (Al-Qur'an)
Ketika Al-Qur'an dibaca, dibaca terjemahannya, atau dibahas tafsirnya, penghormatan tertinggi harus ditunjukkan. Ini adalah firman Allah yang dibawa oleh Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.
- Menjaga Kesucian Tempat: Pastikan tempat majelis bersih, karena Al-Qur'an adalah kitab suci. Jika memungkinkan, hindari meletakkan Al-Qur'an di lantai yang kotor.
- Sikap Tubuh yang Khusyuk: Duduk dengan tenang, jangan banyak bergerak atau bermain-main. Sebagian ulama menganjurkan untuk duduk menghadap kiblat jika memungkinkan, menunjukkan penghormatan.
- Menjaga Lisan: Hindari berbicara hal yang tidak relevan saat Al-Qur'an sedang dibaca atau dijelaskan. Ini menunjukkan bahwa Anda menghargai setiap huruf dan makna yang disampaikan.
- Memegang dengan Benar: Jika Anda memegang mushaf, pastikan Anda dalam keadaan suci (wudhu), meskipun ada perbedaan pandangan ulama mengenai keharusan wudhu saat menyentuh terjemahan atau tafsir. Prinsip kehati-hatian (ihtiyat) lebih baik.
Adab Terhadap Ilmu dan Pengajar (Tarbiyah)
Majelis tarbiyah adalah proses transfer ilmu yang bertujuan membersihkan hati dan memperbaiki amal. Adab kepada guru (ustadz/ustadzah) dan ilmu itu sendiri sangat vital bagi keberkahan ilmu yang didapatkan.
1. Etika Mendengarkan
Fokus adalah kunci penerimaan ilmu. Jika hati berpaling, ilmu akan sulit meresap. Perhatikan hal-hal berikut:
- Menghadirkan Hati: Jangan biarkan pikiran melayang ke urusan duniawi. Niatkan bahwa kehadiran Anda adalah untuk mencari ridha Allah melalui ilmu ini.
- Mematikan atau Mengheningkan Ponsel: Gangguan dari notifikasi dapat memecah konsentrasi, bukan hanya diri Anda, tetapi juga jamaah di sekitar Anda.
- Mencatat Poin Penting: Mencatat membantu mengikat hafalan dan menunjukkan keseriusan Anda dalam menuntut ilmu tersebut.
2. Etika Berinteraksi
Interaksi yang sopan mencerminkan akhlak seorang muslim yang berilmu.
- Menghormati Pengajar: Gunakan panggilan yang hormat dan jangan memotong pembicaraan guru kecuali benar-benar diperlukan dan dengan izin.
- Bertanya dengan Adab: Jika ingin bertanya, angkat tangan atau tunggu jeda yang tepat. Pastikan pertanyaan relevan dan diajukan dengan bahasa yang baik. Jangan menantang atau merendahkan materi yang disampaikan.
- Tidak Berdebat Kusir: Tujuan majelis tarbiyah adalah membersihkan hati, bukan memenangkan perdebatan ego. Jika ada perbedaan pandangan, hadapi dengan kepala dingin dan kembalikan kepada rujukan yang disepakati.
Adab Terhadap Sesama Peserta
Majelis adalah cerminan ukhuwah. Adab terhadap sesama menumbuhkan suasana yang nyaman dan saling mendukung dalam ketaatan.
Duduklah dengan tertib, jangan menyela pembicaraan orang lain, dan hindari membanding-bandingkan kedudukan atau pemahaman Anda dengan orang lain. Saling mendoakan kebaikan adalah inti dari persaudaraan Islami. Jika ada yang kesulitan memahami, bantu dengan cara yang bijaksana tanpa terkesan menggurui.
Kesimpulan
Adab dalam majelis Al-Qur'an dan tarbiyah adalah refleksi dari seberapa besar penghormatan kita terhadap sumber kebaikan itu sendiri: firman Allah dan syariat-Nya. Ketika adab dijaga, ilmu yang didapatkan akan menjadi berkah, hati akan lebih mudah tersentuh, dan perjalanan tarbiyah akan semakin kokoh. Tanpa adab, ilmu hanya menjadi hiasan tanpa nilai substansial. Oleh karena itu, mari kita jadikan setiap majelis ilmu sebagai kesempatan emas untuk memperbaiki lahir dan batin kita.