Dalam ajaran Islam, **adab adalah** fondasi penting yang melengkapi keimanan (iman) dan ibadah (amal). Adab, yang sering diterjemahkan sebagai etika, sopan santun, atau tata krama Islami, mencakup segala aspek perilaku, ucapan, dan tindakan seorang Muslim dalam hubungannya dengan Allah SWT, sesama manusia, bahkan alam semesta. Adab bukan sekadar formalitas sosial, melainkan manifestasi nyata dari kebenaran iman yang tertanam di dalam hati.
Nabi Muhammad SAW diutus ke dunia ini untuk menyempurnakan akhlak mulia. Beliau sendiri adalah teladan sempurna dalam penerapan adab. Oleh karena itu, mempelajari dan mengamalkan adab menurut Islam berarti meneladani Rasulullah SAW, menjadikannya tolok ukur dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Hakikat Adab dalam Perspektif Islam
Secara harfiah, kata "adab" memiliki akar makna yang luas, mencakup pendidikan, disiplin diri, dan perilaku yang terpuji. Dalam konteks Islam, adab memiliki tingkatan yang jelas:
1. Adab kepada Allah SWT
Ini adalah tingkatan adab yang paling tinggi. Adab kepada Allah meliputi keyakinan yang benar (tauhid), melaksanakan perintah-Nya dengan ikhlas, menjauhi larangan-Nya, serta menunjukkan rasa syukur (syukur) dan takut (khauf) yang seimbang. Seorang Muslim yang beradab kepada Tuhannya akan selalu merasa diawasi dan berusaha untuk selalu berbuat baik dalam sunyi maupun terang.
2. Adab kepada Rasulullah SAW
Adab ini diwujudkan melalui kecintaan yang mendalam kepada Nabi Muhammad SAW, mengikuti sunnahnya, membenarkan ajarannya, dan menghormati kehormatan beliau. Kepatuhan pada syariat adalah bentuk adab tertinggi kepada beliau.
3. Adab kepada Sesama Manusia
Ini adalah ranah aplikasi adab yang paling sering terlihat dalam interaksi sosial. Adab kepada manusia mencakup:
- Adab Berbicara: Berbicara jujur, tidak ghibah (menggunjing), berkata baik atau diam, serta menggunakan bahasa yang sopan dan santun, baik kepada yang lebih tua maupun yang lebih muda.
- Adab dalam Pergaulan: Menjaga pandangan (menundukkan pandangan), menjaga kehormatan orang lain, bersikap ramah, dan selalu mendahului salam.
- Adab dalam Majelis: Menghormati tuan rumah, tidak memotong pembicaraan orang lain, dan mencari tempat duduk yang tidak mengganggu.
- Adab kepada Orang Tua dan Kerabat: Berbakti (birrul walidain), patuh, dan memperlakukan mereka dengan penuh kasih sayang.
Pentingnya Adab dalam Kehidupan Sehari-hari
Mengapa adab begitu ditekankan? Karena adab adalah cerminan kualitas batin seseorang. Seseorang yang rajin beribadah namun perilakunya buruk menunjukkan bahwa imannya belum sempurna. Islam tidak memisahkan antara ritual ibadah mahdhah (seperti shalat dan puasa) dengan muamalah (interaksi sosial). Keduanya harus dijalankan dengan adab yang baik.
Jika seorang Muslim mampu menerapkan adab dalam setiap aspek kehidupannya—mulai dari cara makan, berjalan, berpakaian, hingga menghadapi konflik—maka ia akan menjadi agen perdamaian dan teladan yang dicintai lingkungannya. Adab yang baik mempermudah penyebaran pesan Islam yang damai.
Imam Syafi'i pernah berkata bahwa adab itu terdiri dari sepuluh bagian, sembilannya adalah pengendalian diri (menahan diri dari hal yang tidak pantas) dan satu bagian lainnya adalah menghindari perbuatan yang sia-sia. Ini menekankan bahwa inti dari **adab adalah menurut Islam** adalah kemampuan untuk mengendalikan hawa nafsu demi meraih keridhaan Allah.
Adab dalam Menuntut Ilmu
Satu area penting lainnya adalah adab dalam menuntut ilmu. Menuntut ilmu adalah ibadah, dan ibadah harus dilakukan dengan tata krama yang benar agar ilmu yang didapat menjadi berkah. Adab menuntut ilmu meliputi:
- Niat yang lurus, yaitu mencari ridha Allah, bukan pujian manusia.
- Menghormati guru sebagai pewaris para nabi.
- Bersikap rendah hati saat menerima ilmu dan tidak menyombongkan diri meskipun sudah merasa pintar.
- Mengamalkan ilmu yang telah dipelajari sebagai bentuk terima kasih atas anugerah pengetahuan tersebut.
Kesimpulannya, adab menurut Islam bukan sekadar lapisan luar peradaban; ia adalah isi dan inti dari kepribadian seorang Mukmin. Keindahan Islam terlihat jelas melalui keindahan akhlak pemeluknya. Dengan menjaga adab, seorang Muslim menyempurnakan ibadahnya dan meraih derajat tertinggi di sisi Allah SWT, sebagaimana firman-Nya yang menegaskan bahwa sebaik-baik bekal adalah takwa, yang mana takwa itu termanifestasi melalui adab yang luhur.