Memasuki musim kompetisi yang penuh dinamika, sorotan tajam tertuju pada AC Milan. Setelah meraih Scudetto yang dinanti-nanti, ekspektasi terhadap Rossoneri melonjak tinggi. Musim ini menjadi ujian sesungguhnya bagi Stefano Pioli dan para pemainnya untuk membuktikan konsistensi di kancah domestik dan kembali bersaing di panggung Eropa.
Filosofi permainan AC Milan tetap berakar kuat pada penguasaan bola, transisi cepat, dan peran vital para sayap. Pioli mengandalkan formasi dasar 4-2-3-1, namun fleksibilitasnya memungkinkan perubahan ke 4-3-3 saat dibutuhkan. Kunci keberhasilan mereka sering kali terletak pada energi lini tengah yang dipimpin oleh Sandro Tonali dan Ismaël Bennacer, yang mampu mendikte tempo pertandingan.
Di lini serang, dominasi striker tunggal seperti Olivier Giroud memberikan opsi fisik dan pengalaman. Namun, musim ini juga menyaksikan perkembangan signifikan dari Rafael Leão. Kecepatannya yang eksplosif sering menjadi pembeda. Manajemen klub melakukan langkah strategis dalam bursa transfer, menyeimbangkan antara menjual pemain kunci untuk kebutuhan finansial dan mendatangkan amunisi segar yang sesuai dengan kebutuhan taktis. Pemain baru diharapkan segera beradaptasi dengan ritme tinggi Serie A.
Persaingan di Serie A semakin ketat. Rival abadi seperti Inter Milan dan Juventus terus berevolusi, sementara Napoli menunjukkan kekuatan tak terduga. Bagi AC Milan, mempertahankan gelar memerlukan kedalaman skuad yang lebih baik, terutama mengingat tekanan ganda dari kompetisi Liga Champions. Rotasi pemain menjadi krusial untuk menjaga kebugaran fisik sepanjang musim yang panjang.
Di Liga Champions, tantangan terbesar adalah konsistensi. Pengalaman di kompetisi elit Eropa sering kali menjadi momok bagi tim yang baru kembali berjaya di liga domestik. Bagaimana Pioli mempersiapkan mental pemain untuk menghadapi lawan-lawan dengan kekuatan merata di fase grup akan menentukan sejauh mana mereka bisa melangkah. Momentum positif dari akhir musim sebelumnya harus diterjemahkan menjadi performa tanpa cela di kancah internasional.
Beberapa pertandingan kunci selalu menentukan arah musim sebuah tim. Pertemuan Derby della Madonnina melawan Inter selalu menjadi penentu moralitas. Kemenangan di laga-larga krusial semacam itu tidak hanya memberikan tiga poin, tetapi juga menguatkan kepercayaan diri skuad AC Milan dalam menghadapi tekanan.
Penggemar Milan, yang dikenal dengan kesetiaannya yang luar biasa, menaruh harapan besar. Mereka mendambakan permainan yang menyerang, penuh semangat, dan yang paling utama, gelar. Musim ini bukan hanya tentang mempertahankan mahkota, tetapi tentang mengukuhkan kembali status AC Milan sebagai kekuatan dominan di Italia dan Eropa. Kesuksesan tim ini sangat bergantung pada harmoni antara pemain muda berbakat dan veteran berpengalaman. Jika semua elemen bekerja selaras, Rossoneri memiliki potensi besar untuk menorehkan kisah sukses lainnya.
Secara keseluruhan, perjalan AC Milan menunjukkan ambisi yang jelas. Mereka telah membangun fondasi yang kuat, kini saatnya membuktikan bahwa capaian sebelumnya bukanlah kebetulan, melainkan awal dari era baru kejayaan merah hitam.